KAMPANYE SARA

Pada Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran ke dua, tim sukses Ahok-Djarot mengunggah sebuah video kampanye berdurasi sekitar 2 menit. Dalam video kampanye Paslon nomer urut 2 tersebut berisi pesan untuk mengingatkan kembali kebhinnekaan yang mempersatukan Indonesia dengan beragam budaya.

Bukan Ahok namanya kalau tak viral. Video yang dimaksudkan untuk menghimbau warga DKI Jakarta untuk memilih calon Gubernur nomor urut 2 untuk lima tahun ke depan rupanya menuai kontroversi. Umat Islam yang merasa dilecehkan kembali bersuara menanggapi video yang diduga mengandung unsur SARA

Video tersebut bercerita mengenai fakta pahit sejarah bangsa Indonesia yang terpecah belah karena issue SARA dengan setting tahun ’98, dimana etnis Tionghoa menjadi korban atas rasisme kaum pribumi. Pada menit selanjutnya menampilkan orang-orang yang menari, dengan berbagai ragam busana adat Nusantara yang menggambarkan keberagaman itu.

Lalu berlanjut pada adegan Soekarno pada zaman proklamasi di mana Soekarno berhasil mempersatukan bangsa Indonesia dengan ragam budayanya dengan membangun semangat nasionalisme. Kemudian Ahok yang berada dalam mobil menyapa warganya dengan senyuman yang kemudian disambut oleh calon wakilnya, Djarot.

Sukma Widyanti, dewan pakar Timses dari pasangan calon Gubernur DKI Anies-Sandi berpendapat bahwa video yang diunggah rivalnya tersebut tidak produktif dan dapat menyebarkan teror.

"Video ini justru kontraproduktif karena mereka (creator) mengoyak kembali trauma lama, menyebar teror, menakut-nakuti warga bahwa jika pasangan tersebut tidak terpilih, maka Jakarta akan dibayangi kerusuhan, jika tidak memilih mereka akan tergolong sebagai kelompok intoleran," kata Sukma, seperti dilansir dari laman Republika.co.id(10/4).

Dai kondang KH. Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa AA Gym di akun twitternya @aagym juga turut mengomentari video yang tengah viral tersebut.

dalam pembelaannya ketua Tim Sukses dari pasangan calon Ahok-Djarot Raja Juli Antoni, membantah ada provokasi dalam video kampanye yang baru saja dirilis pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta itu.

"Video itu menceritakan fakta historis kita sebagai bangsa, di mana proses nation building kita memang belum selesai. Selalu ada dalam penggalan sejarah kita, provokator yang mengancam dan mencabik-cabik tenun kebangsaan," ujar Toni seperti dilansir dari laman Kompas.com(10/4).

"Itu kan fakta ada spanduk 'ganyang cina' di aksi-aksi itu. Jadi sebenarnya itu bukan hanya video untuk kampanye Ahok-Djarot, tapi kampanye bahaya disintegrasi bangsa, karena ujaran kebencian yang direproduksi terus-menerus oleh sekelompok orang," tambahnya.

Jadi, bangsa Indonesia terutama umat muslim yang terlanjur sakit hati dengan segala tindak tanduk Ahok, apapun yang ia lakukan akan selalu terlihat salah. Ahok telah melukai hati umat Islam dengan dianggap menistakan agama saat kampanye di kepulauan Seribu dengan membawa QS. Al-Maidah: 51 dalam pidatonya.

Hal itu telah memicu raksi keras dari umat Islam dari penjuru Indonesia untuk mendemo Ahok melalui unjuk rasa besar-besaran yang terjadi pada 4/11, 2/12, dan 31/3 yang lalu. Sebagai bentuk perlawanan terhadap Ahok.

Melihat kondisi krisis SARA yang terjadi menjelang Pilkada ini alangkah baiknya bangsa Indonesia tidak terprovokasi dengan menanggapi issue secara berlebihan. Cobalah menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang. Pergesekan yang keras akan menimbulkan perpecahan bangsa yang sama kerasnya. Tidak malukah bangsa ini terbelah hanya karena mengurusi satu orang?

Dalam cuitannya di Twitter AA Gym Juga memberikan pesan kepada umat muslim, agar tetap tenang dan tidak terprovokasi.